SERANG, beritaindonesianet-Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (DP3AKKB) Provinsi Banten Siti Ma’ani Nina mengingatkan para operator Aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) untuk rutin melaporkan data yang ada. Hal tersebut bertujuan agar data yang terlaporkan di Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia (PPA RI) bisa akurat.
“Karena ternyata data yang terlaporkan berpengaruh terhadap bantuan yang diterima,” ujar Nina saat membuka acara Bimbingan Teknis Aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni) PPA Ver 2.0 Tahun 2020 di aula Hotel Ledian Kota Serang, Rabu pagi (25/11).
Di Banten, kata Nina, kasus tidak akurat dan lengkapny data yang dilaporkan membuat 2 kabupaten tidak mendapatkan bantuan dari pusat.
“Simfoni sudah lahir dari tahun 2016, hasil data yang diperoleh berpengaruh terhadap kebijakan anggaran. Tangsel dan Pandeglang kurang aktif sehingga harus lebih aktif melaporkan data. ”
Menurut Nina, pemanfaatan teknologi berbasis informasi menjadi utama karena sekarang sudah harus go digital. “Ini mendorong percepatan guna mendukung visi misi Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Banten yang secara teknis kegiatannya dijalankan DP3AKKB. Apalagi, aplikasi ini menjadi penting karena berisikan data yang tidak ternilai harganya.”
Sementara Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) DP3AKKB Provinsi Banten Erminiwati mengungkapkan kegiatan tersebut dilakukan agar para pengelola aplikasi Simfoni dapat mengetahui dan memahami update terbaru dari pengembangan aplikasi serta mampu mengimplementasikannya.
“Banyak petugas yang belum bisa aplikasi. Jadi dalam kegiatan ini kita akan belajar cara pengisian aplikasi. Makanya peserta harus membawa labtop agar bisa langsung praktek cada mengisi aplikasi, ” ujar Ermin.
Ermin juga berharap agar para peserta dapat mengetahui dan meningkatkan layanan yang dibutuhkan korban, serta meningkatkan hasil yang maksimal dalam rangka pendokumentasian kekerasan terhadap perempuan dan anak sesuai dengan hasil pemantauan dan evaluasi yang ada. (hen)